Chat disini



Minggu, 13 Maret 2011

Percayakah, Hitler Mati di Indonesia???



Diktator Jerman, Adolf Hitler diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, fakta itu kini dipertanyakan. 

Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut.

Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.

Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.

Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. 
***
Jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku 'Bariloche Nazi', Abel Basti meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960. 

Basti mengklaim Hitler melarikan diri dari Jerman menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler diyakini menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa saksi. 

Kemudian, seperti dikutip laman Salisburypost, 30 Agustus 1999, artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, memberitakan Hitler dan Eva braun terlihat di Argentina. 

Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times -- Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia. 

Sementara, klaim bahwa Hitler meninggal di Brazil didasarkan pengakuan anggota NAZI bahwa Hitler meninggal pada 1980 di Brazil.

Brazil diketahui sebagai tempat pelarian para mantan pengikut Hitler. Sebuah makam NAZI bahkan ditemukan di pedalaman Hutan Amazon, lengkap dengan lambang NAZI di nisan yang berbentuk salib.

Sebuah artikel mengejutkan telah lama beredar di sejumlah mailing list dan laman jejaring sosial. Artikel itu berisi versi lain cerita kematian diktator Jerman, Adolf Hitler. Dikatakan Hitler meninggal di Indonesia. 

Cerita ini berawal dari sebuat artikel di
 Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. 

Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya

Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
 
Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
 

Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
 

Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
 

Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.
 

Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.
 

Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. "Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf."

Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.

Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman.
 
Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.
 

"Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan
 chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana. 

Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."

Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
 

Usai membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya.

Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.

Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis. 
 

Setelah menutup mulut,  S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro. termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.
 

Ada juga buku catatatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman

Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.
 

"Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosro.
 

Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni  B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.

Istri kedua Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang siapa-siapa."

Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik pengakuannya. "Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di Indonesia," kata dia.
Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, Brazil, atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat 'sang Fuhrer' terus jadi misteri.



Cerita ini memang cerita lama. Namun, klaim Program History Channel Documentary Amerika Serikat yang menyatakan tengkorak yang disimpan Rusia bukan Hitler, tapi milik perempuan berusia di bawah 40 tahun, membuat kisah ini relevan untuk kembali diangkat.
 

Beberapa pembaca mengaku cerita ini masuk akal. Misalnya,
 Mas Emil. 
"Bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Kan juga mungkin....karena Indonesia bisa aja dianggap aman. Lagian Indonesia waktu itu kan juga sekutu negara-negara Barat musuh Hitler. Kata pepatah, tempat sembunyi paling aman bagimu adalah tempat berbahaya bagimu, yakni markas musuh."

Hal senada disampaikan oleh pembaca berinisial
 'dendj Covanovski Orisanovic'. Menurut dia, harus ada kajian untuk membuktikan benar tidaknya kasus ini. 

"Ya, waktu kecil saya pernah membaca artikel tentang keberadaan Hitler di Indonesia, di Koran Buana Minggu (tahun 1989) lengkap dengan foto-fotonya. Dari Wajah dan postur tubuh sepertinya mirip. Ya check DNA-nya saja Forensik indonesia sudah mampu untuk hal itu," kata dia.

Pembaca bernama 'Sastra' menulis, "Itu bisa terjadi, di Perang dunia II Italia Jerman dan Jepang adalah koalisi terkuat yang memproklamirkan sebagai penyelamat dunia."

Sementara,
 'Ratna Indahyani' berpendapat kisah ini seharusnya menggelitik naluri menyelidik orang Indonesia.

"Sebuah wacana baru yang sangat baik, tidak penting penemuan ini mendapat pangakuan dari masyarakat Internasional atau tidak, tetapi usaha dan pencarian fakta kebenaran lah yang penting guna turut peran membuka pikiran masyarakat yang perduli terhadap sejarah."

Lalu, ada 'Naradia' yang mengatakan klaim bahwa tengkorak-- yang diklaim Hitler adalah perempuan bisa jadi pintu masuk penyidikan.
"Tulisan dari Sosrohusodo di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 itu memang sempat bikin heboh. Tapi argumentasinya runut dan deteil. Orang sudah melupakannya. Publik lebih percaya cerita Rusia dan sebagainya. Maka, kalau kalau baru2 ini diberitakan bahwa tengkorak yang ada di Moskow itu ternyata bukan Hitler tapi perempuan, maka diskusi soal Hitler ini menjadi menarik lagi untuk ahli sejarah dan ditunggu publik. Tapi basis tulisan dan diskusinya tetap harus literatur dan penelitian." 

Pembaca yang lain mengaku tak percaya. 
 "Perlu dibuktikan kebenarannya seorang Nazi sampai lari ke Indonesia, kayaknya tidak mungkinlah," kata 'Ririn Lesmana'.

Sementara,
'Sartono Sihombing' mempertanyakan mengapa informasi Hitler tewas di Indonesia tak jadi heboh di dunia internasional.  "Klu mati di Indonesia kok tidak jadi berita besar ya...............!heran saya."

Begitu juga dengan
 'diana dienz'. "Kebenaran perlu dibuktikan, tapi kalo emang ga terlalu penting ya udah, biarin ajah.. Negara masih butuh otak orang2 pinter buat mikir yang laen.. Hitler udah mati, mati ajah..dia juga ga pernah mikir akibat ulahnya dulu itu. Kejam dan ga punya hati!"

Atau 'Yoga' yang berpendapat berita ini adalah hoax alias berita bohong.
"Hoax ini. Kalau ada uji DNA baru gw percaya. Kalau sekedar memuji-muji dan punya ciri-ciri fisik yang sama, mungkin saja dia penggemar berat Hitler. Hitler meninggal di bunker di Jerman. Tidak mungkin keluar dari bunker dengan pasukan Amerika dan sekutunya mengepung dari arah Barat (dari arah Normandia) dan pasukan Rusia dari arah Timur (setelah operasi Barbarossa yang gagal). Dengan kapal selam? Jalur laut sudah ditutup Amerika dan sekutu, boy."

Ada juga pembaca yang menanggapi dengan lelucon. 
"Dan Hitler pun ikutan main Srimulat ... (kadang jadi Gogon, kadang jadi Pak Asmuni). Hehehe, just kidding ...," kata 'Irfan'.

Demikian juga dengan
 'tommi'. "itu hitler apa mas jojon..."

Juga
 'Stephen YC'. "Itu sebabnya Nazi banyak disukai orang Indonesia contohnya Nazi Goreng, Nazi Rames, Nazi Uduk and Nazi-nazi lainnya..."

ADA YANG PUNYA PENDAPAT LAIN?? SILAHKAN DITAMBAHKAN....

Trims

2 komentar:

  1. Beberapa pembaca mengaku cerita ini masuk akal.

    Misalnya, Mas Emil.
    "Bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Kan juga mungkin....karena Indonesia bisa aja dianggap aman. Lagian Indonesia waktu itu kan juga sekutu negara-negara Barat musuh Hitler. Kata pepatah, tempat sembunyi paling aman bagimu adalah tempat berbahaya bagimu, yakni markas musuh."

    Hal senada disampaikan oleh pembaca berinisial 'dendj Covanovski Orisanovic'. Menurut dia, harus ada kajian untuk membuktikan benar tidaknya kasus ini.

    "Ya, waktu kecil saya pernah membaca artikel tentang keberadaan Hitler di Indonesia, di Koran Buana Minggu (tahun 1989) lengkap dengan foto-fotonya. Dari Wajah dan postur tubuh sepertinya mirip. Ya check DNA-nya saja Forensik indonesia sudah mampu untuk hal itu," kata dia.

    Pembaca bernama 'Sastra' menulis, "Itu bisa terjadi, di Perang dunia II Italia Jerman dan Jepang adalah koalisi terkuat yang memproklamirkan sebagai penyelamat dunia."

    Sementara, 'Ratna Indahyani' berpendapat kisah ini seharusnya menggelitik naluri menyelidik orang Indonesia.

    "Sebuah wacana baru yang sangat baik, tidak penting penemuan ini mendapat pangakuan dari masyarakat Internasional atau tidak, tetapi usaha dan pencarian fakta kebenaran lah yang penting guna turut peran membuka pikiran masyarakat yang perduli terhadap sejarah."

    Lalu, ada 'Naradia' yang mengatakan klaim bahwa tengkorak-- yang diklaim Hitler adalah perempuan bisa jadi pintu masuk penyidikan.
    "Tulisan dari Sosrohusodo di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 itu memang sempat bikin heboh. Tapi argumentasinya runut dan deteil. Orang sudah melupakannya. Publik lebih percaya cerita Rusia dan sebagainya. Maka, kalau kalau baru2 ini diberitakan bahwa tengkorak yang ada di Moskow itu ternyata bukan Hitler tapi perempuan, maka diskusi soal Hitler ini menjadi menarik lagi untuk ahli sejarah dan ditunggu publik. Tapi basis tulisan dan diskusinya tetap harus literatur dan penelitian."
    Pembaca yang lain mengaku tak percaya. "Perlu dibuktikan kebenarannya seorang Nazi sampai lari ke Indonesia, kayaknya tidak mungkinlah," kata 'Ririn Lesmana'.
    Sementara,'Sartono Sihombing' mempertanyakan mengapa informasi Hitler tewas di Indonesia tak jadi heboh di dunia internasional. "Klu mati di Indonesia kok tidak jadi berita besar ya...............!heran saya."
    Begitu juga dengan 'diana dienz'. "Kebenaran perlu dibuktikan, tapi kalo emang ga terlalu penting ya udah, biarin ajah.. Negara masih butuh otak orang2 pinter buat mikir yang laen.. Hitler udah mati, mati ajah..dia juga ga pernah mikir akibat ulahnya dulu itu. Kejam dan ga punya hati!"

    Atau 'Yoga' yang berpendapat berita ini adalah hoax alias berita bohong.
    "Hoax ini. Kalau ada uji DNA baru gw percaya. Kalau sekedar memuji-muji dan punya ciri-ciri fisik yang sama, mungkin saja dia penggemar berat Hitler. Hitler meninggal di bunker di Jerman. Tidak mungkin keluar dari bunker dengan pasukan Amerika dan sekutunya mengepung dari arah Barat (dari arah Normandia) dan pasukan Rusia dari arah Timur (setelah operasi Barbarossa yang gagal). Dengan kapal selam? Jalur laut sudah ditutup Amerika dan sekutu, boy."

    Ada juga pembaca yang menanggapi dengan lelucon.
    "Dan Hitler pun ikutan main Srimulat ... (kadang jadi Gogon, kadang jadi Pak Asmuni). Hehehe, just kidding ...," kata 'Irfan'.
    Demikian juga dengan 'tommi'. "itu hitler apa mas jojon..."
    Juga 'Stephen YC'. "Itu sebabnya Nazi banyak disukai orang Indonesia contohnya Nazi Goreng, Nazi Rames, Nazi Uduk and Nazi-nazi lainnya..."

    ADA YANG PUNYA PENDAPAT LAIN?? SILAHKAN DITAMBAHKAN....

    Trims

    BalasHapus