Temanku "Keong Racun"
Seorang pemuda yang merasa gagah berani memasuki sebuah cafe di kawasan jl. Jaksa. “Permisi, boleh saya mentraktir anda minum? ,”tawar seorang tersebut sambil menghampir seorang gadis mungil yang sedang duduk di sebuah cafe tersebut.
“Apa? Ke hotel? ,”teriak sigadis.
“Bukan, bukan. Jangan marah dulu dong. Saya hanya menawari minum,” Ungkap pria tersebut setengah celeng karena kebetulan habis minum arak Bali.
“Kamu mo ngajak aku ke hotel? Dasar Keong Racun,” teriak sigadis lebih keras.
Merasa ditolak, dengan perasaan malu dan memalukan, pemuda tersebut beringsut dan duduk di pojok cafe sambil membalikan topinya seperti seorang rapper. Semua orang di bar menatapnya dengan sinis dan mencibir.
Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri pemuda tersebut. “Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya seorang calon psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku Keong Racun yang kehilangan mangsanya ,” ungkap cewek itu menjelaskan.
Pemuda tersebut menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat kerasnya. “Berapa? Dua ratus ribu?!!!”
Pemuda tersebut menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat kerasnya. “Berapa? Dua ratus ribu?!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar